Tutorial Membunuh Dirimu Sendiri

Sekar Surowijoyo
3 min readDec 24, 2021

--

Ouroboros by Julia Shestakova (Russia)/ saatchi art

Only if she knew the thing she felt kept her alive was killing her (Tanglednightmare)

Mengapa orang-orang terobsesi dengan tutorial hidup? Apa yang menarik dari hidup?

Bangun tidur dengan rasa dahaga tapi memilih menyalakan telepon seluler, menghabiskan berjam-jam di layar kaca untuk mengamati kehidupan manusia lain, bekerja hingga larut malam dan sekuat tenaga mewujudkan impian-impian perseorangan yang ditasbihkan sebagai kepentingan umum atas nama badan hukum korporasi, lantas berbahagia atas konsumsi barang-barang yang dibuat dengan keringat buruh lain. Itu kah hidup yang menarik? Semonoton itu tapi kita masih butuh tutorial untuk bertahan hidup?

Atas nama kemanusiaan, aku menuliskan beberapa cara untuk membunuh dirimu sendiri agar setiap pagi — atau siang hari jika kamu bangun kesiangan — kamu mendapati dirimu hidup dalam hidup yang baru. Tentu saja masih monoton tetapi setidaknya kamu bisa hidup dengan lebih mudah karena bebanmu berkurang. Iya, beban berkurang dan jika terasa berat kamu bisa membunuh dirimu sendiri lagi.

Walaupun kita perlu sepakat, jangan sampai tutorial ini dibaca banyak orang sebab orang-orang yang iri akan kemudahan hidup kita pasti akan ribut. Mereka akan menuduh kita tidak manusiawi dan melakukan kejahatan karena tindak pidana pembunuhan. Orang-orang tadi adalah contoh manusia tolol, yang alih-alih membebaskan diri malah merantai dirinya dalam pasal-pasal dan aturan rumit demi sebuah kondisi yang mereka sebut peradaban. Konyol sekali jika mereka percaya bahwa peradaban tidak akan pernah mati, ketika krisis iklim sudah ada di kerongkongan dan nyawa adalah nilai tukar paling murah hari ini.

Mari, jangan ditunda lagi kita mulai tutorial membunuh dirimu sendiri, yakni:

  1. Bertahan dengan target tertinggi

Atas apapun yang sedang kamu perjuangkan, cobalah memasang target capaian paling tinggi. Misalnya orang normal bisa menjual kabar bohong dengan nama agama, kamu jangan kalah sebarkan kabar bohong dengan nama agama, negara dan kedaulatan ras. Intinya jangan beri puas dengan target rendah sebab dalam kondisi tersebut dirimu akan terlihat tidak punya standar dan kelas tertentu. Orang-orang yang melihatmu dengan target rendah akan berpikir kamu tidak suka tantangan dan kurang cakap. Jika kamu mudah terlalu mencapai sesuatu maka kamu akan menyukai dirimu sendiri dan kolegamu akan menyukaimu. Bagaimana kita bisa membunuh diri sendiri jika kita menyukai kehidupan?

2. Menginterogasi dirimu sendiri atas kebodohan yang kamu lakukan

Ingat kata-kata Joan Didion, setelah Paris Review interview 1978, “jelas saya mendengarkan pembaca, tetapi satu-satunya pembaca yang saya dengar adalah saya. Saya selalu menulis untuk diri saya sendiri. Jadi sangat mungkin saya melakukan tindakan agresif dan bermusuhan terhadap diri saya sendiri.”

Dalam rangka menjadi yang terbaik kamu harus memastikan dirimu taat pada nilai yang kamu percayai, standar yang kamu pilih untuk dirimu sendiri dan jadilah musuh terbaik atas dirimu sendiri. Dengan demikan kamu akan mudah menemukan kesalahan dan kebodohan yang kamu lakukan. Lalu dengan agresif kamu akan marah pada dirimu sendiri. Lalu menyakiti dirimu sendiri.

3. Membunuh dirimu sendiri setiap hari

Jika kamu sudah sampai dalam posisi menyakiti dirimu sendiri, jangan beri ampun. Lakukan segala hal yang menyakitkan dan yang paling sakit hingga kamu tak dapat lagi menahannya. Maka secara perlahan ada bagian dari dirimu yang mati. Kamu akan bangun sebagai manusia yang berbeda. Saat itu hadir, kamu tidak akan menemui dirimu lagi.

Setiap hari kamu akan bangun sebagai orang baru, orang yang semakin bengis terhadap dirimu sendiri dan bersiap membawa belati dalam diri untuk membunuh diri sendiri.

Kamu tidak akan takut terhadap kesepian seperti manusia-manusia lain sebab kesepian ialah kawan terbaikmu. Kesepian menemanimu seperti debu yang selalu menemani kulitmu sebagai daki-daki yang tidak pernah habis dibilas saat mandi.

Fase tersebut akan membuatmu terbiasa dengan kekerasan verbal, hingga kekacuan dunia tidak akan membuatmu takut lagi. Sebab kamu adalah kekacauan itu dan kamu sudah mati berkali-kali.

Mudah bukan membunuhnya? Selamat mencoba!

--

--

Sekar Surowijoyo

Self proclaims moody monster who randomly write about forest, human rights, public policy, and anything related. #Bizhumanrights